Sunday, September 24, 2006

UNSUR-UNSUR LINGKUNGAN HIDUP

Berdasarkan Pasal 5 ayat 1 Undang-Undang Pokok Lingkungan Hidup No. 23 Tahun 1997, unsur-unsur lingkungan hidup adalah:
1. sumber daya manusia,
2. sumber daya hayati,
3. sumber daya non hayati,
4. sumber daya buatan.

Namun, ada konsep lain yang menyebutkan bahwa lingkungan hidup disusun oleh unsur ABC yaitu:
1. Abiotic environment, komponen lingkungan fisik (SDA non hayati)
2. Biotic environment, komponen biologi (SDA hayati)
3. Cultural environment, komponen kebudayaan (SDM, SD buatan)

1. Abiotic Environment

Komponen sumber daya non hayati (abiotik) merupakan komponen benda-benda mati dan keadaan fisik seperti air, tanah, udara, suhu, kelembaban, angin dan lain-lain. Sumber alam abiotik tidak memiliki kemampuan untuk bertambah banyak, non renewable resources, seperti minyak bumi, batu bara dan lain-lain. Karena keterbatasan sumber daya abiotik diperlukan adanya kebijakan dalam penggunaan dan pemanfaatannya untuk dapat mendukung pemenuhan kebutuhan manusia.

Dalam UUPLH tahun 1997 terdapat ketentuan perlindungan sumber daya alam non hayati yang meliputi tentang air, tanah, udara, bahan galian, bentang alam dan formasi geologis (perwujudan alam yang penting untuk ilmu pengetahuan).

Tanah merupakan sumber daya alam yang paling strategis dan dimungkinkan sangat rawan akan konflik. Tanah adalah sumber daya lahan untuk melakukan pembangunan, tapi sifatnya terbatas sehingga perlu diperhatikan agar tanah tidak rusak ataupun diterlantarkan. Untuk itu diterapkan wacana pengelolaan tata ruang atau tata guna tanah dalam rangka melindungi kelestariannya.

Air adalah sumber utama kehidupan manusia. Karena mempengaruhi hajat hidup orang banyak pemerintah menerapkan tata guna air, dimana pengelolaan didasarkan tidak hanya pada penggunaan tapi juga pengembangan dan pemanfaatan air atau sumber air guna meningkatkan taraf hidup rakyat. Air di muka bumi meliputi:
1.Air Tawar, dari darat.
a.Air permukaan: sungai, danau rawa dan salju.
b.Air bawah tanah
2.Air Asin, berupa air laut.

2. Biotic Environment

Sumber daya alam hayati adalah unsur-unsur hayati di alam yang terdiri dari sumber daya alam nabati (tumbuhan) dan sumber daya alam hewani (satwa) yang bersama dengan unsur non hayati di sekitarnya secara keseluruhan membentuk ekosistem (UUPLH No. 23 tahun 1997).

Sumber daya alam hayati (biotik) berupa semua tumbuhan dan tanaman (flora), hewan (fauna), mikroba dan jasad renik lainnya yang hidup di darat, laut dan udara. Sumber daya ini memiliki sifat dapat diperbaharui, yaitu dengan cara memperbanyak diri melalui perkembang-biakan. Karena sifat inilah maka sumber daya hayati disebut juga dengan renewable resources.

Tumbuhan sebagai sumber hayati dapat digunakan untuk:
a. Penghasil bahan dasar obat-obatan, contoh: jahe, kunyit.
b. Penghasil minyak nabati, contoh: kelapa.
c. Tanaman hias, contoh: anggrek, mawar.
d. Penghasil pangan, contoh: padi, gandum.
e. Penghasil kayu, contoh: pohon jati, meranti.
f. Mengatasi pencemaran lingkungan, contoh tumbuhan yang dapat menyerap zat pencemar adalah enceng gondok (di perairan). Sedangkan di darat tumbuhan dapat menyerap pencemaran dari asap-asap industri maupun sarana transportasi.

Dalam kehidupan sehari-hari terdapat kerancuan istilah antara tumbuhan dan tanaman. Tumbuhan adalah semua kelompok flora yang hidupnya terjadi secara alami, seperti hutan primer (hutan yang terbentuk tanpa ada campur tangan manusia). Sedangkan tanaman adalah kelompok flora yang hidup karena ditanam oleh manusia, termasuk didalamnya tanaman budidaya untuk pangan dan industri.

Hewan (satwa) memiliki peran dalam kehidupan manusia sebagai:
a. Sumber protein hewani, contoh: ikan, ayam.
b. Bahan sandang, contoh: domba.
c. Penyerbuk bunga, contoh: serangga.
d. Penyubur tanaman, contoh: cacing.
e. Pembasmi hama, contoh: ular, burung sebagai pengendali hama biologis.

Sumber daya alam hayati, terutama di Indonesia, memiliki keanekaragaman (diversifikasi) jenis yang sangat tinggi, baik yang hidup di darat maupun perairan.

3. Cultural Environment

Sumber daya manusia
Lingkungan hidup manusia tidak dapat dipisahkan dari lingkungan hidup (fisik, biologis, geografis, sosio-budaya dan ekonomis). Ada beberapa model interaksi antara manusia dengan lingkungannya, antara lain:
a. Manusia sangat dipengaruhi oleh lingkungan fisik (fisis determinis).
b. Manusia mempengaruhi lingkungan fisik (possibilisme).
c. Manusia dan lingkungan fisik saling mempengaruhi (immanimisme).
d. Kebudayaan menjadi perantara hubungan antara manusia dengan lingkungan (probabilisme).

Sumber daya buatan
Sumber daya buatan merupakan hasil dari campur tangan manusia, ilmu dan teknologi sehingga alam berubah menjadi lingkungan binaan (tidak alami). Sumber daya buatan ini meliputi bendungan, waduk, instalasi energi, perumahan, pemukiman dan lainnya. Perubahan sifat lingkungan dari yang alami menjadi tidak alami cenderung mengakibatkan kerusakan lingkungan karena banyaknya rantai ekosistem yang terputus sehingga mempengaruhi nilai-nilai lingkungan alami. Pada saat ini kecenderungan pembangunan yang dilakukan manusia lebih mengutamakan kepentingan ekonomis daripada kepentingan ekologis. Apalagi jumlah penduduk terus bertambah sehingga sumber daya binaan pun makin meluas.